Keberadaan Gua Pawon bagi warga Kampung Gua Pawon dan Panyusuan Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Negara Indonesia ini barangkali tidaklah terlalu istimewa. Letak gua yang berada di lokasi penambangan berbagai jenis batu itu hanya dianggap sebagai satu lokasi tempat bernaung disela penambangan batu atau tempat bermain anak-anak. Namun, siapa sangka jika di dalam gua ini ternyata menyimpan misteri kehidupan masa lalu. Dalam gua itu ditemukan 20.250 tulang belulang dan 4.050 serpihan batu yang diperkirakan berusia sekira 10 ribu tahun. Temuan ‘besar’ yang cukup menggemparkan masyarakat Jawa Barat ini diharapkan akan menguak sejarah peradaban manusia Sunda. Apalagi selama ini, daerah Bandung dan sekitarnya amat miskin dari temuan-temuan arkeologi khususnya yang menyangkut peradaban manusia sehingga kemudian dijuluki ahistoris.
Lokasi Situs Gua Pawon |
Temuan tulang belulang dan serpihan batu itu diyakini mengindikasikan adanya kehidupan manusia purba dikawasan Gua Pawon. Bahkan dikawasan tersebut dipastikan pernah tumbuh kebudayaan manusia pada jaman dulu. Dugaan sementara para pakar, tulang belulang tersebut milik manusia purba yang hidup pada jaman batu dan tinggal di dalam gua. Sedangkan serpihan batu diduga merupakan perkakas milik manusia yang hidup dijaman dulu.
Gua Pawon |
Tulang belulang maupun serpihan batu, yang ditemukan didalam salah satu rongga Goa Pawon yang berlokasi antara Kampung Gua Pawon dan Panyusuan, Desa Gunung Masigit Kabupaten Bandung tersebut diduga berasal dari masa perlapisan budaya. Benda-benda tersebut ditemukan tim arkeologi dari Balai Arkeologi Bandung setelah melakukan penggalian selama sepuluh hari, (10-19 Juli 2003) pada lubang berukuran 2 x 2 meter persegi dengan kedalaman 140 sentimeter.
Kepingan Fosil Kembali Ditemukan di Gua Pawon Menurut Lutfi, sejauh ini penggalian sudah berhasil mengumpulkan beberapa pecahan benda sesuai zamannya. Alat serpih dan batu-batu obsidian biasa ditemukan pada manusia purba yang hidup di zaman Mesolithikum. Sedangkan pecahan gerabah menandakan manusia kuno yang hidup di era Neolitikum. “Itu berkisar 6.000 hingga 9.500 tahun yang lalu,” ujarnya Selain itu, tim penggalian menemukan gigi gajah purba dan tulangnya dalam ukuran kecil. Kemungkinan, kata Lutfi, gajah itu masih kecil. Temuan benda-benda tersebut diperoleh dari kedalaman mulai 10 sentimeter. Dari temuan batuan di lokasi situs, ada pula batu andesit, yang dipastikan bukan berasal dari kawasan batuan karst atau kapur tersebut. Lutfi memperkirakan batuan tersebut diambil dari tempat lain sebagai peralatan hidup. Temuan lainnya adalah gigi ikan hiu yang dijadikan sebagai perhiasan. Lutfi menduga, mobilitas manusia purba di Gunung Pawon saat itu sudah cukup tinggi. Untuk mendapat gigi ikan hiu, misalnya, manusia purba paling tidak harus menuju ke laut terdekat yaitu di daerah Subang. Sedangkan batuan obsidian yang seperti beling kaca, didapat dari berbagai daerah tempat asalnya, mulai Nagrek, Garut, hingga Sukabumi.
Manusia Purba |
Secara garis besar, tutur Lutfi, manusia purba hidup di dalam gua seperti di Pawon atau alam terbuka misalnya Dago Pakar. Alat yang dipakai keduanya pun sangat mirip. “Karena itu kemungkinan ada sisa situs bersejarah, pembangunan di dataran tinggi Bandung perlu hati-hati,” katanya.
Koordinator Kelompok Riset Cekungan Bandung, Budi Brahmantyo, mengatakan, kawasan gunung karst yang berpotensi menyimpan sisa kehidupan prasejarah di kawasan Cipatat kini makin terancam. “Ada yang bilang, orang mati saja diurusin, yang masih hidup enggak,” ujarnya. Ia menyayangkan adanya wacana seperti itu yang berkembang di kalangan penambang batu kapur di gunung-gunung sana. “Kita harus memahami, kita berasal dari mana? Itu menjadi bagian dari intelektualitas kita,” katanya. Mereka mendesak pemerintah daerah dan provinsi Jawa Barat untuk melindungi beberapa gunung sekitar Pawon agar terhindar dari pengerukan batu kapur.
Posting Komentar untuk "Penemuan Fosil Purba di Gua Pawon ( Ancient fossil discoveries in Cave Pawon)"